Pangkalpinang - Kampoeng Reklamasi PT Timah Tbk di Desa Air Jangkang, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, telah merehabilitasi 20 ekor buaya yang berkonflik dengan masyarakat sebagai bagian dari komitmen perusahaan dalam melindungi dan melestarikan satwa yang dilindungi. “Saat ini sudah 20 ekor buaya yang direhabilitasi dan buaya-buaya tersebut merupakan hasil evakuasi dari masyarakat,” kata Direktur Komunikasi Korporat PT Timah Tbk, Anggi Siahaan, di Pangkalpinang, Kamis. Ia menambahkan PT Timah melalui Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Kampoeng Reklamasi Air Jangkang bekerja sama dengan Yayasan ALOBI telah bekerja sama dengan Yayasan ALOBI untuk melakukan penyelamatan buaya, burung, rusa sambar, kijang, rusa sambar, binturong, owa jawa, beruang dan berbagai spesies lainnya, serta rehabilitasi satwa dilindungi lainnya seperti buaya.

“PT Timah sering mengevakuasi dan merehabilitasi buaya yang berkonflik dengan masyarakat setempat, yang akhir-akhir ini semakin meningkat.

Endi R. Yusuf, manajer PPS Alobi Air Jangkang, menyatakan bahwa kasus konflik antara buaya dan masyarakat di Bangka Belitung cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir akibat rusaknya ekosistem buaya yang disebabkan oleh penambangan ilegal. "Bahkan konflik buaya dan manusia ini telah mengakibatkan beberapa warga meninggal dunia.

Ia menyatakan bahwa buaya merupakan salah satu hewan yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Nomor 5 Tahun 1990 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106 Tahun 2018.

“Konflik antara buaya dan manusia akhir-akhir ini semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh terganggunya habitat buaya akibat penambangan timah ilegal yang semakin hari semakin besar skalanya”. Menurut dia, hingga saat ini, PPS Alobi bersama PT Timah secara konsisten melakukan rehabilitasi terhadap satwa yang dilindungi pemerintah ini. "Selama ini kami bersama PT Timah telah merehabilitasi dan melepasliarkan satwa yang dilindungi tersebut ke habitat aslinya. Kami berharap perusahaan tambang lain juga melakukan hal yang sama agar pertambangan timah bisa berjalan,” katanya.