JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan bahwa tingkat inflasi tahunan Indonesia untuk bulan Juli 2024 tercatat sebesar 2,13% (yoy/yoy). “Tingkat inflasi tahunan pada Juli 2024 sebesar 2,13% dan indeks harga konsumen (IHK) meningkat dari 103,88 pada Juli 2023 menjadi 106,09 pada Juli 2024,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggal Wiyasanti di Jakarta, Kamis.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terutama didorong oleh kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau dengan tingkat inflasi 3,66%, memberikan kontribusi 1,04% terhadap tingkat inflasi umum. Komoditas dengan tingkat inflasi tertinggi dalam kelompok ini adalah beras dan tembakau kretek mesin, yang masing-masing menyumbang 0,47% dan 0,12% terhadap inflasi.

Komoditas lain yang berkontribusi signifikan terhadap inflasi adalah cabai rawit (0,09%), gula pasir (0,06%), kopi bubuk (0,05%), cabai merah, tembakau kretek linting dan tembakau putih mesin (masing-masing 0,04%).



Sementara itu, kontributor utama inflasi pada barang-barang selain makanan, minuman, dan tembakau adalah emas perhiasan sebesar 0,27%.

Berdasarkan komponennya, inflasi harga variabel mencapai 3,63% tahun ke tahun, inflasi harga administratif sebesar 1,47% tahun ke tahun, dan inflasi inti sebesar 1,95% tahun ke tahun. Menurut Amalia, inflasi tahunan meningkat di semua wilayah, dengan tingkat inflasi tertinggi (5,09%) tercatat di Papua. Diikuti oleh Papua Tengah (4,16%), Sulawesi Utara (4,03%), Gorontalo (3,07%), Maluku Utara (2,96%), Papua Barat (2,83%), dan Kepulauan Riau (2,81%).
Sementara itu, tingkat inflasi terendah terjadi di Kepulauan Bangka Belitung (0,84%), Nusa Tenggara Timur (0,85%) dan Papua (0,91%).



Pencapaian inflasi tahunan Indonesia pada Juli 2024 berada di bawah proyeksi. Josua Pardede, kepala ekonom di Bank Permata, memperkirakan inflasi tahunan di kisaran 2,24% y/y pada Juli 2024. Perkiraan ini disebabkan oleh inflasi inti yang stabil dan inflasi harga yang terkendali, sementara IHK kelompok harga bergejolak melanjutkan tren penurunan seiring dengan berakhirnya musim panen dan fenomena El Nino.

Josua memperkirakan bahwa inflasi akan berada di kisaran 3,08% di akhir 2024, dibandingkan dengan 2,61% di tahun 2023. Namun, jika pemerintah memutuskan untuk menunda penerapan cukai pada minuman kemasan plastik dan gula, inflasi pada akhir 2024 bisa di bawah 3%, ia memprediksi.

“Hal ini akan mendukung Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga BI ketika suku bunga global, terutama suku bunga AS, turun,” katanya.