Pangkalpinang - Pelaksana Tugas Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Syafrizal ZA mengatakan total lahan kritis di Kepulauan Babel mencapai 167.000 hektare, terutama akibat penambangan bijih timah dan perambahan hutan secara ilegal. “1.600 hektar, atau 10% dari total luas lahan kritis di wilayah ini, sangat kritis,” kata Syarizal ZA pada hari Selasa di Pangkalpinang pada saat peluncuran program semangat penghijauan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung “Semarak Babel”. Ia mengatakan program Semarak Babel merupakan langkah Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk menghijaukan kembali lahan-lahan yang kritis akibat penambangan bijih timah dan perambahan hutan.
Lahan kritis seluas 167.000 hektar tersebut terbagi atas lahan tidak kritis, kritis, dan sangat kritis. Jika kita menanam 57.000 pohon di lahan seluas 57 hektar hari ini, maka akan membutuhkan waktu beberapa tahun lagi untuk memulihkan lahan-lahan kritis tersebut,” katanya. Dia optimis bahwa program Semarak Babel dapat mempercepat penghijauan lahan-lahan kritis tersebut dan meningkatkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. "Semarak Babel ini adalah sesuatu yang membuat kita semua semakin semangat dan membuat kita tidak bosan untuk menanam pohon di lahan-lahan kritis ini.

Ia mengajak seluruh masyarakat untuk menanam pohon dan menjaga lingkungan ini. Jika semua orang menanam pohon, dan jika setiap orang menanam satu pohon meningkat menjadi sepuluh pohon, maka lahan kritis ini akan segera teratasi.

“Masa depan anak cucu kita tergantung pada apa yang kita lakukan hari ini. Jika kita bersemangat, Insya Allah kita bisa mengembalikan hutan di lahan-lahan yang rusak akibat aktivitas ilegal ini.”