JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian mengatakan tingkat inflasi tahunanyear-on-year(yoy) untuk bulan Juni 2024 terjaga dengan baik di level 2,51%.

Ia menyampaikan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) saat memimpin rapat koordinasi inflasi daerah yang diselenggarakan secara daring dan luring pada hari Senin.
,
"Tingkat inflasi kita masih sangat baik dan lebih rendah dari bulan lalu. Bulan lalu 2,84% tahun ke tahun, tetapi sekarang bertahan di 2,51% dan -0,08% bulan ke bulan.

Menurut Menteri, secara bulanan, inflasi berdasarkan kelompok pengeluaran adalah 0,01%, dengan pemasok makanan dan minuman/restoran menyumbang 0,09% inflasi.

Selain itu, pengeluaran lain yang berkontribusi terhadap inflasi adalah perawatan dan jasa lainnya dengan tingkat inflasi masing-masing sebesar 0,27% dan 0,02%.

"Biasanya, kontributor utama adalah makanan, minuman, dan tembakau, tetapi dari data BPS, makanan, minuman, dan tembakau justru mengalami deflasi, minus 0,49%, dengan defisit pada kelompok penyediaan makanan dan minuman restoran.

Sementara itu, berdasarkan data yang sama, ia mengidentifikasi 10 daerah dengan inflasi tinggi, yaitu Papua (5,65%), Sulawesi Utara (4,42%), Papua Tengah (4,39%), Sumatera Barat (4,04%), Gorontalo (3,93%), Papua Barat (3,73%), Bengkulu (3,73%). persen), Bengkulu (3,64 persen), Maluku (3,63 persen), Riau (3,56 persen) dan Kepulauan Riau (3,54 persen), jelasnya.

"Kami juga memberikan kredit kepada daerah-daerah yang memiliki inflasi rendah. Kami mulai dengan Banca Belitung (Babel). Babel adalah yang paling stabil dan hampir selalu menjadi yang terendah dalam dua bulan terakhir. Kami tidak tahu pengetahuan Gubernur Safrizar. Saya pikir Papua Barat Daya, Papua mungkin sulit, tapi ternyata masih bisa dikendalikan, katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini adalah 5,11% pada kuartal pertama tahun 2024.

Beliau kemudian menyatakan bahwa di antara negara-negara anggota G20, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di urutan kelima setelah India, Turki, Rusia, dan Tiongkok. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa di kawasan ASEAN, Indonesia juga cukup baik, berada di peringkat kelima dari 11 negara, di belakang Vietnam, Brunei Darussalam, Filipina, dan Kamboja.

Dalam kesempatan tersebut, Menkeu menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi berbanding lurus dengan situasi politik dan keamanan. Menurut Menkeu, politik dan keamanan yang stabil akan memberikan ruang bagi pertumbuhan ekonomi.

"Perekonomian Indonesia berada pada tingkat yang sangat baik yaitu 5,11%, naik dari 5,04% sebelumnya. Ini adalah peringkat ke-44 dari 184 negara di dunia dengan 5,11% pada kuartal pertama.