Pangkalpinang-BPBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membenarkan suhu di Kepulauan Babel sempat naik hingga 37 derajat Celcius, bukan dampak gelombang panas yang terjadi di Asia Tenggara.

"Tidak termasuk wilayah gelombang panas, seperti suhu di Nyanmal mencapai 48 derajat Celcius dan Thailand mencapai 46 derajat Celcius," kata kepala BPBD Babel Miklon Provinsi Antaliksa di Pankalpinan, Sabtu.

Dia mengatakan bahwa suhu baru-baru ini di Kepulauan Babel telah mencapai 36-37 derajat Celcius akibat pergerakan Matahari yang tampak, yang mengakibatkan suhu di wilayah tersebut menjadi cukup panas.

"Kenaikan suhu ini bukanlah efek gelombang panas, melainkan pergerakan Matahari yang tampak," katanya.



Menurutnya, permasalahan saat ini adalah media massa dan sebagainya mengunggah kenaikan suhu akibat efek gelombang panas yang terjadi di Asia Tenggara seperti Thailand dan Nyan Mar

"Cerita media sosial ini sebenarnya karena pergerakan matahari yang tampak, namun bukan karena kenaikan suhu di Indonesia, khususnya Babylon, akibat efek gelombang panas.""Kita berbicara tentang kebangkitan ekonomi," katanya.

Dikatakannya, cuaca panas di Kepulauan Babel sebesar 37 C Hindari mengonsumsi minuman berenergi, minuman berkafein, beralkohol, dan bergula.

Hindari kontak langsung dengan sinar matahari, gunakan payung, pelindung kepala. Kenakan pakaian yang ringan dan longgar.



Selain itu, usahakan untuk tidak menggunakan pakaian berwarna gelap agar tidak menyerap sinar matahari, terutama antara pukul 11.00 hingga 15.00 WIB, dan berlindung dari sinar matahari jika memungkinkan.

Setelah itu, jangan tinggalkan siapa pun di dalam mobil yang diparkir dengan jendela terbuka atau tertutup. Gunakan tabir surya pada kulit yang tidak tertutup. Menyediakan botol semprot air dingin untuk disemprotkan pada wajah dan area yang terkena sinar matahari. Aktivitas terbaik di dalam ruangan.

Ia mengimbau masyarakat untuk waspada ketika gejala tersebut muncul saat menghirup udara panas, seperti keringat berlebih, kulit terasa panas dan kering, jantung berdebar-debar, atau jantung berdebar-debar.

Kulit tampak pucat, kram kaki, mual, muntah, pusing, air seni berkurang dan kuning tua

"Jika terjadi pada kita, dinginkan tubuh dengan kain basah di pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya dan minum banyak air.Jika terus berlanjut, hanya Tuhan yang tahu," katanya.